Thursday, 16 February 2012

Kalau Saja Ada 10 Seperti Dahlan Iskan

Tuesday, 14 February 2012

Cerita Inspiratif Pak Dahlan Iskan seri 1



Mampir ke Zhuhai, setelah Sebulan Belajar Putonghua di Tiongkok
Wewenang Lebih Penting dari Uang

Pulang dari belajar bahasa mandarin (Putonghua) di Jiangxi Shi Fan University Nanchang, CEO Jawa Pos DAHLAN ISKAN mampir di kota Zhuhai. Dia sangat tertarik dengan kota ini. Berikut catatannya:

Inilah cara membangun kota yang modal utamanya bukan uang tapi ‘kemauan untuk membangun’. Setelah kemauan ada, lalu ditetapkanlah kebijaksanaan (policy) untuk melaksanakan kemauan itu. Setelah kebijaksanaannya digariskan, baru dicari caranya. Cara itulah yang menghasilkan dana untuk membangun kota Zhuhai yang beberapa tahun lalu masih seperti kampung kumuh, namun sekarang sudah hampir mendekati Singapura.Sebenarnya ini untuk kedua kalinya saya ke Zhuhai. Tapi baru kali ini saya tahu latar belakangnya mengapa kota Zhuhai bisa membangun begitu cepat. Seperti juga kota-kota lain di Tiongkok, 15 tahun yang lalu Zhuhai hanyalah kota kecil yang jelek, kumuh dan miskin. Apalagi Zhuhai berada persis di seberang pulau Macao yang amat terkenal dengan perjudian dan pariwisatanya itu. Waktu itu, kelihatan betul betapa mencoloknya perbandingan antara Macao yang dikelola Portugal dengan Zhuhai yang dikelola pemerintahan komunis Tiongkok.Tapi kini, dalam waktu yang begitu singkat, kota kecil yang miskin itu, Zhuhai, berubah total menjadi kota yang tertata, bersih, maju dan modern. Hari ini Zhuhai sudah mengalahkan Macao dari sudut apa pun: besarnya, banyaknya bangunan pencakar langit, bersihnya, hotel-hotelnya dan sebut saja apa lagi bidang yang harus diperbandingkan.Ketika ke Zhuhai pertama kali awal tahun ini, saya tidak menyangka kota ini begitu berubah. Tapi, waktu itu, saya tidak bisa menulis tentang Zuhai karena tidak punya keterangan yang valid tentang kota itu. Yang bisa saya lakukan adalah menyeberang ke Macao dan ingin tahu apa beda Zuhai hari ini dengan Macao hari ini. Saya pernah ke Macao 15 tahunan yang lalu sehingga tahu agak banyak bagaimana perkembangan Macao. Karena itu saya juga ingin tahu bagaimana Macao setelah dikembalikan oelh Portugal kepada pemilik asalnya, Tiongkok.Macao sendiri tentu juga berubah. Gedung pencakar langitnya lebih banyak. Bahkan kini ada jembatan yang amat panjang yang merangkai tiga pulau milik Macao menjadi satu untaian kepulauan. Kalau malam, jembatan ini menjadi lebih indah karena lampu-lampunya yang menghias sepanjang jembatan. Macao kini juga sudah punya lapangan terbang internasional.Namun karena kali ini saya masuk Macao dari kota Zuhai (15 tahun lalu saya masuk Macao dari Hongkong dengan jalan naik jetfoil selama satu jam), kini saya bisa merasakan langsung beda Zuhai dan Macao. Sungguh terasa benar bedanya, bahwa Macao kini bukan apa-apanya lagi dibanding Zuhai. Apa pun yang ada di Macao (kecuali casino) kini sudah ada pula di Zuhai –bahkan dalam ukuran yang lebih besar.Baru sepulang dari sekolah ini saya tahu bagaimana latar belakangnya sehingga Zuhai bisa berubah begitu cepat. Yakni ketika saya dapat kesempatan makan bersama Wakil Walikota Zuhai, Zhou Ben Hui. Saya kaget bahwa riwayat kebangkitan Zuhai yang begitu cepat dan pesat ternyata atas inisiatif tokoh-tokoh di Zuhai sendiri.Waktu itu pemerintah pusat Tiongkok yang dipelopori oleh Si Orang Kecil yang berpikiran besar Deng Xiaoping, memang mulai menjalankan sistem perekonomian terbuka. Penduduk mulai boleh punya toko sendiri (sebelumnya, toko pun harus milik negara) dan boleh punya kekayaan sendiri. Seiring dengan itu daerah-daerah juga dirangsang untuk maju dengan inisiatifnya sendiri. Maka banyak sekali kota di Tiongkok yang tiba-tiba bangkit membangun dengan gegap gempita. Lalu menimbulkan persaingan antar kota, karena kota yang lain juga tidak ingin ketinggalan. Apalagi Deng Xiaoping selalu memuji kota-kota yang mengalami kemajuan sehingga kota lain pun juga ingin dapat pujian yang sama.Maka kota Zuhai yang sebenarnya terlalu kecil dibandingkan dengan kota-kota lain, juga mengajukan keinginan untuk maju. Lalu saya bertanya kepada wakil walikota Zuhai yang berada di sebelah saya: berapa pemerintah pusat memberi dana untuk pembangunan yang menakjubkan itu.Jawabnya sungguh mengejutkan. Pusat praktis tidak memberikan dana. Kalau toh ada hanya untuk memberikan semangat yang jumlahnya sungguh tidak berarti. Yakni 20 juta yen, atau sekitar Rp 20 miliar. Sedang dari pemerintah propinsi Guangdong juga tidak memberikan dana tambahan.Memang bukan sekadar uang yang diinginkan kota Zuhai. Tapi wewenang. Yakni wewenang untuk membangun sendiri, mengundang investor, mengelola pendapatan dan seterusnya. Wewenang ternyata lebih penting dari uang, karena di balik wewenang ada tanggungjawab untuk bertanggungjawab atas wewenang yang diberikan padanya.Wewenang itulah yang diberikan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah propinsi. Zuhai boleh mengundang investor sendiri dan memberikan izin sendiri. Lebih dari itu pemerintah pusat memberikan rangsangan pada Zuhai, selama lima tahun boleh tidah setor pajak ke propinsi maupun ke pusat. Segala bentuk pajak, semuanya boleh dikelola dan dipakai sendiri oleh Zuhai. Baru setelah lima tahun, pajak yang menjadi hak pusat harus diberikan ke pusat dan yang harus jadi hak propinsi diserahkan ke propinsi. Itu pun dengan menggunakan tahapan sesuai dengan perundingan, seberapa Zuhai sudah tidak memerlukan rangsangan itu. (Jatim kalau diberi hak seperti ini selama 5 tahun akan punya dana pembangunan sebesar sekitar Rp 100 triliun. Apalagi daerah seperti Kaltim, Riau dan sebagainya).Pusat tentu punya pertimbangan sendiri untuk memberikan wewenang seperti itu. Yakni, karena letak Zuhai yang berada persis di seberang Macao yang kala itu sangat modern. Tentu kalau Zuhai bisa dibangun lebih hebat dari Macao maka secara politis akan sangat berarti. Ini akan mirip dengan Shenzhen yang berada di seberang Hongkong.Pemberian otonomi, kalau bisa jatuh kepada orang yang tepat, sebenarnya bisa menghasilkan kemajuan yang hebat. Zuhai adalah contoh pemberian wewenang yang jelas tapi juga jatuh kepada orang yang tepat. Untuk kecermatan memilih orang yang tepat itulah pusat ikut menentukan. Memang pemilihan pimpinan kota di situ dilakukan oleh DPRD setempat, namun karena terjadi mayoritas mutlak maka pimpinan partai akan sangat menentukan di balik pemilihan itu. Padahal pimpinan partai punya disiplin berjenjang yang ketat sampai di pusat. Maka pusat maupun propinsi mengendalikan wewenang tersebut melalui mekanisme partai.Maka untuk pemilihan pimpinan kota, biasanya sudah akan diketahui jauh-jauh hari siapa yang dapat “restu”. Bisa saja dia berasal dari kota setempat tapi juga bisa dari kota lain. Yang jelas, calon pimpinan kota yang mendapat “restu” tersebut haruslah orang yang sudah pernah menunjukkan prestasinya.Dengan demikian maka pemberian wewenang yang begitu besar tidak akan jatuh kepada orang yang hanya mengandalkan punya massa besar tapi sebenarnya tidak akan mampu mengelola wewenang tersebut demi kemajuan kotanya. (*)

Saturday, 11 February 2012

Film Indonesia "The Raid" menghentak dunia

Jakarta (Antara News) - Apa lagi yang paling dikenal dunia dari Indonesia? Kopi luwaknya yang terkenal paling mahal sedunia atau pulau Bali yang kesohor ke mana-mana karena demikian eksotisnya, belum lagi Komodo sang naga prasejarah.

Dan kini ada satu lagi yang mengguncang dunia, yaitu film eksyen The Raid (judul dalam Bahasa Indonesia "Serbuan Maut"), yang memukau banyak kalangan, termasuk pada Festival Film Sundance di Amerika Serikat.

Louis Virtel menulis dalam movieline.com bahwa The Raid akan mengguncang jagat perfilman dunia.  "Saatnya Indonesia unjuk gigi," katanya seperti dikutip movieline.com.

The Raid adalah film aksi yang mampu membuat dunia membuka matanya untuk Indonesia . Selain di Sundance, film garapan Gareth Evans ini diputar pada Festival Film Internasional Toronto. 

Para kritikus dan penonton film ini memuji The Raid sebagai salah satu film aksi terbaik dalam beberapa tahun terakhir.

Virtel sampai mengomentari triler film ini yang disebutnya paling keras, paling kasar, paling berdarah dan paling bertempo cepat yang pernah dia saksikan.

"Begitu cepat, begitu menghentak bagaikan neraka," kata Virtel tentang film yang juga dibintangi aktor senior Ray Sahetapy itu.

Film ini digadang-gadangkan akan menjadi 'hits' pada 2012, bukan hanya karena skoring musik luar biasa yang dibuat Mike Shinoda dari grup musik cadas Linkin Park dan Joe Trapanese. 

Aksi dalam film ini memang sungguh sangat luar biasa dan nyata, tidak seperti kebanyakan film aksi lainnya yang dirasa 'kurang mengigit', demikian ulasan Jen Yamato dalam celebrities.com.

Movieline.com dan Celebrities.com menyebut film berlatar pasukan khusus Polri yang memburu mafia terjahat di Jakarta ini menampilkan banyak aksi berdarah, ledakan bahan kimia dan silat, seperti film Evan sebelumnya "Merantau" yang dirilis pada 2009.

Iko Uwais, sang pemain utama film ini, disebut Celebrities.com berperan dengan sangat baik. Mampu memberikan nuansa interaksi antar manusia yang humanis, diantara carut marutnya kehidupan kriminalitas dan korupsi di Jakarta.

Saking mengejutkan dan luar biasanya film ini, distributor film kelas dunia Sony Pictures Worldwide mau memegang hak distribusinya untuk Amerika Serikat.

Hak pendistribusian disusul oleh negara-negara lain seperti Kanada, Inggris, Australia, Perancis, Jepang, Jerman, Cina dan Turki. 

Friday, 10 February 2012

Taman Laut Bunaken Tertua di Indonesia


INDONESIA salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Karena itu, sebagian besar kecantikan Indonesia ada di bawah laut, salah satu yang terkenal adalah Taman Laut Bunaken.

Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di Sulawesi Utara, Indonesia. Taman ini terletak di Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang dan berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang, dan ekosistem pantai.

Taman nasional ini didirikan pada 1991, membuatnya menjadi salah satu taman laut tertua di Indonesia. Bunaken meliputi wilayah seluas 890.65 kilometer persegi. Sekira 97 persen dari taman nasional ini merupakan habitat laut sementara tiga persennya merupakan daratan, meliputi lima pulau, terdiri dari Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen, dan Siladen.

Taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan salah satu yang tertinggi di dunia sehingga menarik banyak penyelam dunia untuk berkunjung. Meskipun area taman nasional ini cukup luas, lokasi penyelaman hanya terbatas di masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau yang ada di dalamnya.

Taman laut Bunaken memiliki 20 titik penyelaman (dive spot) dengan kedalaman bervariasi hingga 1.344 meter. Dari 20 titik selam itu, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar Pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pencinta keindahan pemandangan bawah laut.

Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Pulau Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di wilayah inilah terdapat underwater great walls, yang disebut juga hanging walls atau dinding-dinding karang raksasa yang berdiri vertikal dan melengkung ke atas. Dinding karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken.

"Taman nasional Bunaken memang sangat indah, namun sayangnya kini sudah sangat ramai dan kotor," tutur Galih (23), seorang wisatawan yang beberapa bulan lalu mengunjungi Bunaken ketika dihubungiokezone via telepon, Selasa (7/2/2012). "Sekarang sudah banyak wisatawan yang diving di sini, dan sayangnya mereka tidak menjaga keindahan taman nasional ini dengan baik," keluhnya.

Namun Galih mengakui, taman nasional Bunaken masih menjadi pilihannya untuk wisata diving karena lokasinya mudah dicapai dan akomodasinya cukup lengkap dibandingkan dengan Taman Nasional Wakatobi atau Raja Ampat. "Ke Bunaken relatif mudah, dapat dicapai melalui pelabuhan manado dengan perahu motor selama 30 menit saja. Kemudian dari situ bisa ke pulau-pulau lain di sekitarnya dengan waktu yang hampir sama, sekitar 30-50 menit," tuturnya.

"Di pulau-pulau ini juga banyak resor dan homestay dengan harga beragam, juga fasilitas yang lengkap. Bahkan sambungan internet WiFi juga ada," katanya.

Waktu terbaik untuk menyelam di Bunaken adalah pagi hingga sore hari selama musim kering antara Mei hingga Oktober. Selain kemungkinan hujan dan terjadinya badai sangat kecil, pada musim ini sinar mentari yang berlimpah menambah dramatisnya teater bawah laut Bunaken.

"Semoga saja wisatawan yang datang ke Bunaken bisa lebih bertanggung jawab agar tidak merusak keindahan taman laut ini. Dan pemerintah juga lebih ketat menjaga wilayah ini karena merupakan aset penting pariwisata Indonesia," tutupnya.

Thursday, 9 February 2012

Arcopodo yang Tersembunyi di Mahameru

Dua arca batu itu berdiri berdampingan dalam senyap hutan di ketinggian 3.002 meter di atas permukaan laut. Keduanya menghadap ke utara sehingga pandangan mata setiap orang yang menatapnya akan mengarah ke Mahameru. Inilah Arcopodo, arca pemujaan tertinggi di Pulau Jawa yang pernah dikabarkan hilang.
Arca yang awalnya dianggap sebagai dongeng itu ”ditemukan” mendiang Norman Edwin dan Herman O Lantang dari Mapala Universitas Indonesia pada 1984.
Dua tahun kemudian, Norman kembali mendatangi dua arca itu dan menuliskan temuannya di majalah Swara Alam, ”Arca ini sulit dikenali karena kepala dan separuh badannya hilang.”
Semenjak itu, keberadaan kedua arca itu tak pernah lagi diketahui. Herman, yang mencoba mencari kembali dua arca ini dalam pendakian tahun 1999, gagal menemukan. ”Di jalur menuju tempat arca itu, saya mendapati jurang pasir yang dalam dan sulit diseberangi. Ketika itu saya sampai jatuh ke dalam jurang sehingga saya memutuskan tidak mengunjungi arca itu,” tulis Herman dalam buku Soe Hok-Gie: Sekali Lagi, 2009.
Pos pendakian Arcopodo (2.903 mdpl) sebenarnya masih ada hingga kini dan relatif mudah dicapai dari Pos Kalimati (2.698 mdpl). Namun, Pos Arcopodo yang dikenal sebagai titik pemberhentian sebelum ke puncak Semeru ini hanya berupa dataran seluas sekitar 20 meter persegi, dikelilingi pepohonan dan belasan prasasti untuk menghormati pendaki yang meninggal.
Dulu, prasasti untuk menghormati tokoh pergerakan mahasiswa, Soe Hok-Gie, dan rekannya, Idhan Lubis, juga ditempatkan di sini. Namun, tahun 2002, prasasti dua pendaki yang meninggal di Semeru pada 16 Desember 1969 ini dipindahkan ke puncak.
Para pendaki yang mencari dua arca di Pos Arcopodo pasti akan kecele. Itulah yang menyebabkan banyak orang mengira arca itu hilang atau dipindahkan.
Awalnya, kami juga ragu dengan keberadaan Arcopodo. Namun, Ningot S, anggota Search and Rescue (SAR) Lumajang yang memandu perjalanan, mengisahkan, sekitar tiga tahun lalu dia menemukan dua arca saat mencari pendaki yang hilang. Ningot menyebutkan ciri-cirinya, seperti digambarkan Norman dalam tulisannya. ”Satu arca kepalanya hilang, seperti dipenggal,” kata Ningot.
Jalur tersembunyi
Pagi itu, kami baru saja turun dari Mahameru (puncak Gunung Semeru). Kaki masih berat melangkah, napas pun tersengal. Namun, keinginan untuk menemukan kembali Arcopodo mengalahkan segenap rasa penat.
Setelah rehat sejenak di Pos Arcopodo, kami kembali merangkak naik ke arah puncak. Menjelang batas vegetasi (3.092 mdpl), kami menyimpang ke arah timur. Di depan membentang lembah, bekas aliran lahar yang rapuh. Lembah itu menyempit ke Mahameru yang menjulang angkuh, sementara sekitar 20 meter ke arah bawah, jurang dalam nyaris tegak lurus menjadi muara. Kami harus membuat takikan dengan tongkat sebelum menjejak tanah rapuh itu agar tidak tergelincir.
Melewati satu halangan, lembah lain yang lebih curam menghadang. Tenaga di titik nadir, tetapi melalui jalur yang sama, nyaris tak mungkin. Satu-satunya jalan maju harus merangkak di bawah rimbun pohon cemara, menyusuri punggungan tebing tipis.
Ketika melihat ke bawah, tiba-tiba kami dikejutkan pemandangan sepasang sepatu yang ditinggalkan persis di tubir jurang. Dua sepatu yang terlihat mulus itu seperti sengaja diletakkan. Rasanya tidak mungkin ada pendaki yang meninggalkan sepatu di tengah medan seperti ini. Kami menyeru beberapa kali, tetapi tak ada sahutan.
”Ini jalur orang tersesat. Korban biasanya hilang di sekitar sini ketika turun dari puncak. Dia berjalan menyimpang, menuruni lembah ini,” kata Ningot.
”Begitu sampai di lembah ini, pendaki yang kelelahan biasanya sudah putus asa dan sulit mencari jalan kembali. Padahal, di bawah jurang sangat curam, yang terkenal adalah Blank 75,” Ningot mengisahkan.
Namun, siapa orang yang meninggalkan sepatunya itu? ”Pulang nanti saya akan kembali mengajak teman untuk menyelidiki sepatu ini. Kami harus membawa tali-tali dan peralatan pemanjatan tebing untuk mendekat ke jurang itu,” kata Ningot.
Melalui dua lembah lagi, perjalanan berujung ke punggungan tebing. Di rerimbunan pohon cemara, dua arca batu itu berdiri. Selain atap seng yang keropos, dan lantai keramik yang mengalasi, dua arca itu terlihat masih sama seperti yang dipotret almarhum Norman.
Dua arca itu rupanya tetap di tempatnya sejak dulu. Namun, Pos Arcopodo yang populer dilalui pendaki ke puncak Semeru yang rupanya dipindahkan. ”Dulu jalan pendakian itu melewati dua arca itu. Sekitar tahun 1979, jalurnya berubah dan tak lagi melewatinya,” kata Sumarto (58), Pemangku Pura Mandaragiri di Senduro, Lumajang.
Sumarto tak mau mengungkapkan alasan pemindahan jalur itu. Jalur menuju Arcopodo itu memang seperti jalan rahasia yang dijaga alam dan para pemujanya....

Wednesday, 8 February 2012

Hati-hati Saat Unggah Foto di Facebook

Ghiboo.com - Hati-hati saat mengunggah foto di Facebook. Jangan sampai Anda menyesal dengan foto yang telah diunggah karena setelah dihapus foto tersebut kabarnya masih bisa diakses. Cara yang umum digunakan adalah dengan mengakses langsung link URL foto.Facebook memang telah janji berulang kali untuk memperbaiki masalah ini setelah pengguna menunjukkan bahwa gambar yang masih cenderung bertahan setelah dihapus. Memang tidak semua gambar yang terpengaruh, tetapi persentasenya signifikan.>Di situs teknologi Ars Technica, dilaporkan bahwa gambar seorang balita telanjang konon telah dihapus sejak 2008 tapi masih terlihat pada Februari 2012. Facebook telah berulang kali diberitahu tentang masalah tersebut, tetapi perusahaan beralasan sedang diperbaiki.>"Kami telah bekerja keras untuk memindahkan sistem penyimpanan foto kami ke sistem baru untuk memastikan foto benar-benar terhapus dalam 45 hari setelah permintaan penghapusan diterima," ujar juru bicara Facebook seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa (7/2).>Pihak Facebook mengatakan proses tersebut hampir selesai dan kecil kemungkinannya foto masih tersimpan di sistem yang lama.>"Kami berharap proses ini selesai dalam 1-2 bulan mendatang, nanti kami akan melaporkan proses migrasi telah selesai dan kami akan menonaktifkan konten yang lama," tambahnya.>Laporan tersebut muncul seiring dengan protes pengguna terhadap fitur Timeline. Fitur ini memungkinkan pengguna melihat kembali posting mereka di masa lalu. Oleh banyak pengguna fitur ini rupanya tidak begitu disukai. So behati-hatilah kawan,..

Tuesday, 7 February 2012

Situs Gunung Padang Lebih Tua dari Piramida Giza

Jakarta,Tim Peneliti Bencana Katastropik Purba menduga kuat adanya bangunan piramida di situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur dan Gunung Sadahurip di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dugaan itu mengundang kontroversi para ahli arkeologi dan geologi yang selama ini meneliti situs-situs geologi dan peninggalan arkeologi.
Menurut salah satu anggota Tim Peneliti Bencana Katastropik Purba, Danny Hilman, mereka mengebor hingga sedalam 20 meter di Gunung Padang, tak jauh dari situs megalitikum, dan menemukan tiga rongga di badan gunung. Satu dari ketiga ruangan itu berukuran 10 meter x 20 meter. Posisi ketiga ruangan bertingkat.
Hasil penelitian itu dipaparkan di Kantor Sekretariat Kabinet, Selasa (7/2/2012). ”Selama ini para ahli arkeologi hanya meneliti situs megalitikum di lapisan atas. Belum banyak meneliti ke bagian lebih dalam,” kata Danny.
Menurut dia, para peneliti terdahulu menganggap temuan di Gunung Padang hanya situs megalitikum biasa. Hasil pengeboran tim menemukan lapisan dasar fondasi bangunan berumur 4700 SM. Lebih tua dari piramida Giza di Mesir yang berusia 3500 SM.
Andang Bachtiar, yang juga anggota Tim Peneliti Bencana Katastropik Purba, mengatakan, pengeboran menemukan lapisan pasir. ”Kami mencari apakah lapisan itu bagian teknologi antigempa,” tuturnya.
Belum lagi ada klarifikasi tentang keberadaan piramida, tim juga menduga ada piramida di Gunung Sadahurip. Tim juga mengamati bentuk fisik kedua gunung itu mirip piramida.
Penemuan di situs Sadahurip dan Padang diklaim sebagian temuan Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief. Tim beranggota sembilan orang dari berbagai disiplin ilmu, seperti geologi, geofisika, paleotsunami (ilmu tsunami purba), paleosedimentasi, geodinamika, arkeolog, filolog (ahli naskah kuno), dan antropolog.
Tim ini juga meneliti beberapa situs di tempat lain. Tujuannya untuk memahami apa ada kejadian alam hebat sehingga menghancurkan peradaban manusia waktu itu. Penelitian akan dilanjutkan 2,5 tahun ke depan melalui pendekatan riset, survei, manuskrip kuno, dan lain-lain.
Bantahan
Beberapa geolog dan arkeolog menampik adanya bangunan piramida di kedua gunung itu. Sutikno Bronto, geolog yang mendalami gunung api purba, mengatakan, kedua gunung itu ”hanya” gunung api purba. Bukan gundukan tanah berisi piramida.
Ciri-ciri lokasi gunung purba, lanjut Sutikno, adalah batuan penyusunnya merupakan hasil aktivitas gunung berapi setempat. Usia gunung api purba Padang lebih dari 2 juta tahun, sedangkan Sadahurip ribuan tahun.
Geolog dari BP Migas, Awang Harun Satyana, mengatakan, Indonesia mengenal bentuk piramida, yakni punden berundak. Untuk membuktikan ada tidaknya piramida di Sadahurip dan Padang, diperlukan penelitian secara menyeluruh. (IND/CHE)
Courtesy:KOMPAS ONLINE